Oeh
Datuak Alat Tjumano
Peneliti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia, Jakarta
Bukan rahasia umum lagi jika Presiden Joko Widodo dikenal dengan etos kerjanya yang tinggi. Sejak awal pemerintahannya, presiden yang mengawali karir politiknya sebagai Wali
Kota
Solo
itu
terus
menekankan
pembangunan
diberbagai
sektor,
termasuk infrastruktur. Perlu diketahui bahwa Insfratruktur itu bukan hanya urusan ekonomi tetapi juga untuk persatuan Bangsa.
Kepala negara pun menggebrak stigma publik bahwa pembangunan hanya dilakukan di Jawa saja. Hal itu ditunjukkan dengan memulai berbagai pembangunan fisik dan non fisik diluar Jawa. Salah satu daerah di Luar Jawa yang terus ditingkatkan pembangunannya salah satunya adalah Lampung.
Banyak
pembangunan
insfrastruktur
yang sudah
dilakukan
di
Provinsi
Lampung,
seperti pembangunan jalan tol, bendungan, perumahan rakyat dan perluasan bandara Raden Intan yang tentu saja secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak positif bagi kemajuan Lampung.
Jokowi tercatat telah melakukan pembangunan jalan tol di Lampung yang mengubungkan Bakauheni-Bandar Lampung-Terbanggi Besar. Jalan tol ini memiliki panjang 140,938 kilometer
dan
merupakan
jaringan
dari
Jalan
Trans-Sumatra.
Pembangunan
tol
tersebut sampai saat ini masih berlanjut. Merujuk pada rincian dari PT Hutama Karya per
Agustus lalu,
realisasi
fisik
pembangunan
Tol
Bakauheni-Terbangi
Besar
sudah
mencapai
89,75 persen untuk Paket 1 Bakauheni-Sidomulyo dan dikerjaka noleh PT PP (Persero) Tbk. Sementara untuk Paket 2 Sidomulyo-Kotabaru dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan sudah mencapai 90,84 persen. Sementara paket 3 Kotabaru-Metro yang dikerjakan oleh PT AdhiKarya (Persero), Tbk saat ini pembangunannya sudah mencapai 83,37 persen. Paket 4 Metro-Terbanggi Besar Tbk dikerjakan oleh PT Wijaya Karya sudah mencapai 91,53 persen. Rencananya jalan tol ini akan mulai dioperasikan pada November tahun ini. Merujuk pada informasi, PT Hutama Karya berkomitmen akan memberikan alokasi 30 persen tenant diruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar diisi oleh UKM Lampung dan sekitarnya.
Tentu, ini merupakan kabar gembira bagi para pelaku UKM dilingkungan tersebut. Bukan hanya untuk mempermudah akses mobilitas antar daerah, keberadaan tol ini juga akan memberikan peluang bagi usaka kecil dan menengah atau UKM untuk lebih eksis dan berkembang.
Pasalnya, sebagaimana kebanyakan dijalan tol, jalan tol di Lampung itu juga akan dilengkapi dengan rest area. Di titik-titik peristirahatan itu terdapat fasilitas mulai dari mushola, toilet hinga minimarket atau fasilitas penunjang lainnya. Kehadiran tenant-tenant (pengguna) tersebut bisa menjadi ajang bagi UKM untuk
menjajakan hasil
produksinya. Dengan cara ini, perekonomian warga juga akan ikut terangkat. Dikenalnya produk-produk lokal juga bisa sebagai ‘kampanye daerah’ alias mempromosikan potensi unggulan suatu daerah. Jurus ini sekaligus untuk bisa menarik wisatawan. Selain itu Para pengguna jalan yang melintas diruas tol tersebut, saat beristirahat juga bisa melihat berbagai produk khas Lampung. Tak menutup kemungkinan, dilihatnya produk-produk Lampung oleh orang dari luar Lampung juga akan mendatangkan kerjasama antar daerah atau bahkan dengan luar negeri. Dengan keberadaan tol ini, nantinya masyarakat akan merasakan dampaknya. Mereka
akan lebih cepat dan mudah menjangkau berbagai tempat. Tentu, hal ini akan sangat bermanfaat dalam pertumbuhan ekonomi daerah.
Selain jalan tol, Jokowi juga menunjukan konsentrasinya untuk pembangunan di Lampung dengan membangun Bendungan Way Sekampung, di Kecamatan Pagelaran Utara yang diperkirakan memiliki daya tampung 46 juta meter kubik. Bendungan ini berada didua kabupaten, yaitu Tanggamus dan Pringsewu. Dengan adanya bendungan ini, tentunya akan mempermudah irigasi, air baku dan pengurangan risiko banjir diwilayah sekitarnya. Sama halnya dengan pembangunan jalan tol di Lampung, pembanguan bendungan ini juga dibagi dalam paket-paket. Kontrak pembangunan Bendungan Way Sekampung yang dilakukan pada November 2016 tersebut, membagi pekerjaan pembangunan dalam dua paket yang dikerjakan oleh PT. PP dan PT. Waskita Karya sebagai kontraktor pelaksana. Diharapkan bendungan yang pembangunannya diperkirakan akan memakan biaya Rp 1,84 triliun itu akan selesai pada 2020 mendatang.
Langkah lain yang juga dilakukan Jokowi untuk membangun Lampung adalah dengan memperhatikan aspek perumahan masyarakat. Sebagai langkah menciptakan solusi hunian yang murah bagi masyarakat, pemerintah melakukan pembangunan rumah susun sebanyak
274 unit di Kabupaten Lampung Selatan. Selain itu, pembangunan serupa juga dilakukan di
Mesuji sebanyak 174 unit dan 30 unit ada di Lampung Timur.
Ada pula program rumah swadaya yang menargetkan 3,000 unit dalam bentuk Program Padat Karya. Diharapkan dengan adanya program ini, sebanyak 12000 tenaga kerja dapat terserap sehingga dapat menurunkan angka pengangguran di wilayah Lampung. Progam yang ditargetkan untuk 16000 penerima manfaat ini menghabiskan anggaran sekitar Rp 45 miliar.
Proyek-proyek pembangunan tersebut telah mendongkrak angka pertumbuhan ekonomi di Provonsi Lampung dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Lampung meningkat hingga 5,15 persen pada 2016 lalu. Angka ini meningkat tipis dibandingkan pada 2015 yaitu 5,13 persen.
Berbagai langkah pembangunan yang dilakukan tersebut, pada akhirnya tak hanya akan berpengaruh pada peningkatan perekenomian warga. Akan tetapi, hal ini juga akan meningkatkan taraf hidup, kesejahteraan maupun pembangunan di daerah Lampung sehingga pemerataan pembangunan dapat semakin terwujud serta terealisasi tidak hanya tinggal janji dan wacana semata.