Tidak Adanya Peringtatan Dini, Berakibat Jatuhnya Banyak Korban Jiwa Tsunami Lampung-Banten

gentamerah.com | Jakarta –Korban jiwa tsunami Selat Sunda mencapai  373 meninggal dunia dan 1.459 luka-luka. Banyaknya
korban jiwa seperti pada data terbaru dari BNPB tersebut,  karena tak ada peringatan dini tsunami.
“Tidak adanya peringatan dini tsunami juga menyebabkan jatuh korban
yang cukup banyak karena masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk
evakuasi,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo
Nugroho,  dalam keterangan tertulisnya,
Senin (24/12/2018).

Selain ratusan jenazah, dampak tsunami Selat Sunda itu  juga memorak porandakan wilayah Banten dan
Lampung. Hempasan gelombang tsunami menyebabkan ratusan bangunan rusak hingga
kapal dan perahu nelayan ringsek.

“Kerugian fisik akibat tsunami meliputi 681 unit rumah rusak, 69
unit hotel dan villa rusak, 420 unit perahu dan kapal rusak, 60 unit warung dan
toko rusak, dan puluhan kendaraan rusak,” tutur Sutopo.

Menurutnya, wilayah Banten yang terdampak tsunami,  meliputi dua kabupaten, Kabupaten Pandeglang
dan Kabupaten Serang. Dengan jumlah korban dan daerah yang terdampak paling
parah berada di  daerah pesisir
Pandeglang.

“Di daerah ini merupakan kawasan wisata pantai, dengan fasilitas
hotel dan vila yang banyak berderet di sepanjang pantai. Apalagi saat kejadian
tsunami, beretepatan libur panjang, sehingga banyak wisatawan menginap di hotel
dan penginapan. Tidak adanya peringatan dini tsunami juga menyebabkan jatuh
korban yang cukup banyak karena masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk
evakuasi,” katanya.
Sutopo mengatakan, proses evakuasi terus digencarkan terutama pencarian
korban dan penanganan korban luka. Perbaikan sarana dan prasaran juga
dilakukan, terlebih ada 125 unit gardu masih padam.

“Perbaikan yang dilakukan kemarin tidak optimal karena adanya isu
tsunami susulan. Sebanyak 187 personel dan alat berat dikerahkan untuk
memulihkan jaringan PLN yang rusak,” katanya.(Detik)

error: Berita Milik GNM Group
Exit mobile version