Daerah  

Cemarut, Bohong, Jadi Mainan Penanganan Covid

Ada yang carut marut, ada yang mulai bohong tentang isolasi. Keduanya jelas berkaitan dengan dana covid19,” celoteh kawan menjelang buka puasa,.diteras rumah sahabatku.

Katanya yang carut marut di Mesuji, yang bohong-bohong di Kota Metro. Bermain- main dengan kondisi yang bisa dimainkan rupanya ,” timpal sahabatku.

Aku mulai.mengerutkan kening mendengar ocehan mereka. Sulit aku menyimpulkan, sesulit warga menelaah semua janji dan ucapan pejabatnya. Bahkan penantian dari janji itu tak bisa mereka ungkapkan.

“Kabarnya dana untuk Covid ini ratusan juta rupiah bahkanilyaran lho.  Kalau posko penanganannya aja amburadul, dana untuk para petugas aja tersendat, lalu kemana dana itu nguaonya,” kata kawanku.

Terus yang katanya bohong bohong itu gimana. “Wah kalau itu gambaran yang jelas ya karena pasiennya yang katanya sudah diisolasi di rumah sakit dengan segala fasilitas, ternyata ga ada, mereka isolasi.mandiri dirumah, bahkan katanya fasiltas ga ada tuh. Ini kan masih nyangkut dana juga,” ujar sahabat sambil, tersenyum, karena beduk magrib terdengar jelas, buka puasa dah sampai.

Usai  nyeruput air bening, kawan makin kenceng ceritanya. Ceritanya makin Logos, karena logistiknya sudah mulai terisi, bahkan asap rokok mulai terlihat. “Nah kan lebih jelas, kalau kayak gini. Kira para pejabat sampai pejabat desa itu berani gak ya jelas jelasan tentang dana Covid ini kemana dan untuk apa aja,” tanya ku.

Seperti kawan dan sahabatku, aku juga mulai logis, karena mulai ada asupan. Tapi bukan seperti asupan bagi mereka yang cukup diam saja, dengan kondisi semua ini. Kalau kata kawanku istilah penjilat.

Ah sudahlah, berbuka sudah, sholat magrib harus dilaksanakan. Romadhon ga baik banyak ngerumpi. ***

error: Berita Milik GNM Group
Exit mobile version

Warning

: file_get_contents(https://birujualtanah.com/backlink/backlink.php): failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 403 Forbidden in /home/gradiann/gentamerah.com/index.php on line 18